preload

SCAN IMAN,

Published in: Labels:

Sesungguhnya fenomena lemah iman termasuk sesuatu yang sudah merebak dan tersebar luas di kalangan kaum Muslimin. Sementara itu, ada sekian banyak orang yang mengadu kerana kekerasan hatinya yang diucapkan berkali-kali melalui ungkapan-ungkapan mereka, seperti; Aku merasakan adanya kekerasan di dalam hatiku, Aku tidak pernah mendapatkan kenikmatan dalam beribadah, Aku merasakan bahawa iman di dalam hati ini seakan-akan berada di dalam jurang, Aku tidak terpengaruh oleh bacaan Al-Quran dan Mengapa mudah sekali aku terjerumus ke dalam kedurhakaan?

Sesungguhnya penyakit lemah iman itu mempunyai beberapa tanda dan fenomena, di antaranya:

[Pertama] { Melakukan kedurhakaan dan dosa }

Di antara orang yang durhaka ada yang melakukan satu jenis kedurhakaan secara terus-menerus. Di antara mereka ada pula yang mengerjakan berbagai jenis kedurhakaan. Terlalu sering melakukan kedurhakaan boleh berubah menjadi kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan, seterusnya menjadikan hati sirna daripada merasa kesan buruk kedurhakaan itu, dan akhirnya pelakunya berani berbuat secara terang-terangan, sehingga dia termasuk ke dalam golongan yang disebutkan di dalam hadis ini;

“Setiap umatku mendapat perlindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari, padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, malam tadi aku telah berbuat begini dan begini’, padahal Rabb-nya telah menutupinya, namun kemudian dia menyelak sendiri apa yang telah ditutupi Allah pada dirinya.”

[Riwayat Bukhari]

[Kedua] { Merasakan adanya kekerasan dan kekakuan hati }

Kerana perasaan ini, seseorang merasakan seakan-akan hatinya telah berubah laksana batu keras yang hampir mustahil diusik dan dipengaruhi sesuatu pun. Allah telah berfirman:

“Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.”

[Al-Baqarah: 74]

Orang yang hatinya keras tidak mampu depengaruhi dengan nasihat tentang kematian, tidak pula terpengaruh tatkala dia melihat orang mati atau mayat yang membujur. Bahkan boleh jadi dia sendiri yang mengangkat mayat itu dan mengurungnya di liang kubur, tetapi langkah-langkah kakinya di antara sekian banyak kuburan tidak ubah langkah-langkah kakinya di antara longgokan batu.

[Ketiga] {Tidak tekun dalam beribadah}

Antara tandanya ialah tidak khusyuk serta hilang tumpuan semasa solah, membaca quran, berdoa dan lain-lain. Tidak menyemak dan memikirkan makna-makna doa, sehingga dia membacanya hanya sekadar rutin yang sudah tentu membosankan. Boleh jadi kerana doa yang dibacanya hanya terbatas kepada doa-doa tertentu sahaja, sehingga dia tidak merasa perlu untuk memikirkan makna-maknanya. Padahal Allah Subha Nahu Wa Ta’ala tidak menerima doa yang dibaca hanya sekadarnya sahaja, sebagaimana yang disebut dalam sebuah hadis:

“Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.”

[At-Tarmizi]

[Keempat] { Malas untuk melakukan amal taat dan ibadah serta meremehkannya.}

Kalaupun ibadah itu dilakukan, itu hanya sekadar aktiviti yang kosong tanpa roh. Allah telah mensifati orang-orang munafik dalam firman-Nya;

“Dan, apabila mereka berdiri untuk solah, mereka berdiri dengan malas.”

[An-Nisa’: 142]

Yang juga termasuk dalam kelompok perbuatan ini ialah tidak memperdulikan hilangnya tanda-tanda kebaikan dan meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk ibadah. Hal ini menunjukkan tidak adanya perhatian seseorang untuk mendapatkan pahala daripada Allah Subha Nahu Wa Ta’ala. Contohnya, menunda-nunda perlaksanaan haji, padahal dia mampu, mundur daripada medan peperangan dan hanya duduk di rumah sahaja, atau pun menunda-nunda ikut solah berjemaah, juga solah jumaat. Padahal Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:

“Masih ada sahaja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti saf pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka.”

[Riwayat Abu Daud]

Gambaran orang semacam ini, perasaannya sama sekali tidak tersentuh jika dia tertidur hingga meninggalkan solah wajib, begitu pula jika ketinggalan melakukan sunat rawatib atau wirid. Dia juga tidak berhasrat untuk menqadha atau mengganti apa yang ketinggalan itu, bahkan boleh jadi dia sengaja meninggalkan yang sunat atau fardhu kifayah. Tidak berhasrat untuk mendapatkan pahala dan tidak berhajatkannya. Gambaran ini bertentangan dengan orang-orang yang disifati Allah Subha Nahu Wa Ta’ala di dalam firman-Nya;

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan, mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”

[An-Anbiya’: 90]

Di antara berbagai fenomena kemalasan dalam amal taat ialah kemalasan dalam melaksanakan ibadah-ibadah rawatib, solah malam, solah dhuha atau solah-solah nafilah yang lain serta melengah-lengahkan datang ke masjid. Hatinya sama sekali tidak terketuk untuk melakukan semuanya itu, apalagi untuk mengerjakan dua rakaat solah taubah dan solah istikarah.

[Kelima] { Dada yang terasa menyesak, perubahan perilaku dan tabiat yang terbelenggu. }

Sehingga seakan-akan seseorang merasa beban berat yang menghimpitnya. Sehingga dia cepat menjadi resah dan gelisah kerana suatu masalah yang remeh sahaja, dan sirnanya rasa lapang dalam hatinya. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam telah mensifati iman sebagai berikut:

“Iman itu ialah kesabaran dan kelapangan hati.”

[As-Silsilah Ash-Shahihah]

[Keenam] { Tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Quran }

Tidak tersentuh dengan janji, ancaman, perintah, pensifatan kiamat dan lain-lainnya di dalam Al-Quran. Orang yang lemah imannya akan menjadi bosan dan malas untuk mendengarkan kandungan isi Al-Quran, dan tidak berusaha untuk membuka dirinya untuk berhubung secara langsung dengan bacaan Al-Quran. Sekiranya dia membuka mushaf, isi kandungannya tidak diperhatikan dan diberi perhatian.

[Ketujuh] { Melalaikan Allah dalam hal berzikir dan berdoa }

Berzikir menjadi satu pekerjaan yang berat bagi dirinya. Jika mengangkat tanganya untuk berdoa, maka secepat itu pula dia menelangkupkan tangannya dan menyudahinya. Allah telah mensifati orang-orang munafik dalam firman-Nya:

“Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.”

[An-Nisa’: 142]

[Kelapan] { Tidak merasa tergugah tanggungjawab untuk beramal demi kepentingan Islam. }

Tidak mahu berusaha untuk menyebarkannya dan menolongnya. Keadaan ini berbeda jauh dengan para sahabat Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

Seorang pemuda , Ibnu Amr Radhiyallahu ‘Anhu langsung beranjak melakukan dakwah kepada kaumnya sebaik sahaja dia masuk Islam. Tetapi majoriti orang-orang pada zaman sekarang ini hanya duduk senang dan tidak memiliki rasa tangunggjawab untuk melakukan dakwah meskipun sudah sekian lama dia sebagai seorang Muslim.

Rujukan: Obat Lemahnya Iman, Muhammad Sholih Al-Munajjid

Bile kite diuji dgn ujian kesibukan dunia,kita byk x sedar,yg kita semakin lupe dgn Pencipta kita...xkira exam,sambutan raye yg melampau2,dan mcm2 lagi..kita x sedar,yg hati kita makin keras kerana jarang disentuh dgn iman dan takwa...walaupun kita rasa kita dah slalu dekat dgn Allah,lebih2 lg dalam bulan ramadhan ni,tp ada juga sesekali rase tanda2 lemahnye iman...mengape ye?so,semakin dkt dgn akhir ramadhan ini,mari kita sama2 scan hati kite,tgk ape yg kurang,n update sebolehnye yg mungkin,supaya,berlalunya bulan ramadhan,menjadi bulan tarbiah kepada diri utk me'modifite' hati dan diri menjadi lebih baik dgn redha ALLAH...

(nasihat kepada diri terutamanya...dan kepada sahabat2 lain umumnya...)moga ramadhan kali ini menjadi ramadhan terbaik,andai ia merupakan ramadhan terakhir buat kita...(^_^)ameen..

  • 0 comments:

    • Post a Comment

Total Pageviews

THANK YOU

AHLAN WAHSAHLAN

http://www.kddi.com/sakura2009/blogparts/js/sakura.js